Hipokalsemia adalah kondisi dimana terhadi penurunan jumlah kalsium di darah. Kondisi ini menjadi perhatian pada sapi betina karena memiliki peranan penting dalam proses melahirjan atau partus. Sebelum membahas mengenai hipokalsemia pada sapi betina, baiknya kita tahu fungsi kalsium terlebih dahulu. Fungsi Kalsium adalah sebagai berikut :
Fungsi Kalsium pada Sapi
- Komponen tulang dan gigi
- Kontraksi otot dan jantung
- Komponen dalam neuotransmitter saraf
- Membenatu kerja enzim
- Membantu kerja hormon
- Katalisator enzim di dalam sel
- Proses penggumpalan darah
Etiologi Hipokalsemia pada Sapi
Hipokalsemia
adalah kondisi dimana kalsium dalam darah turun dibawah normal. Pada sapi,
kalsium darah normal yaitu 8-12 mg/100 mL, ketika hipokalsemia kalsium turun
mencapai 3-7 mg/100 mL. Perbedaan antara
milkfever dan partuen paresis adalah kecenderungan sapi tidak bisa berdiri
setelah partus dan causa. Milk fever terjadi 24 – 48 jam post partus sedangkan
partureien paresis terjadi <24 jam post partus. Milk fever lebih disebabkan oleh tingginya
laktasi sedangakan parturien paresis disebabkan karena sapi kekurangan tenaga
untuk partus.
Vitamin D merupakan vitamin yang dibentuk sendiri di dalam tubuh. Vit D disimpan dalam bentuk tidak aktif di dalam kulit, yaitu pro vitamin D. Dengan bantuan sinar UV B, pro vitamin D akan diubah menjadi Vitamin D3 (kolekalciferol). Vit D3 kemudian di bawa menuju hati untuk diubah menjadi 2,5 (OH)2 D3 (2,5 dihidroksi kolekalciferol) atau calcifediol.. Di ginjal, 2,5 (OH)2 D3 (Calcifediol) diubah menjadi 1,25 (OH)2 D3 (calcitriol) oleh enzim 1α hydroxylase / (PTH).
Ketika kalsium dalam darah turun, maka kelenjear tiroid akan menghasilkan PTH untuk meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang (osteoklas) menuju darah dan meningkatkan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal dengan mengaktifkan calcitriol. Sebaliknya, ketika kalsium darah turun, maka tiroid akan merelease kalsitonin untuk memobilisasi kalsium dari darah ke tulang.
Patogenesa Hipokalsemia pada Sapi
Ketika sapi membutuhkan banyak energi untuk melahirkan, sapi membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak. Sehingga calcitriol dan PTH akan aktif. Namun, pada kondisi ini pengeluaran kalsium via urin sangat banyak. Sedangkan calcitriol bekerja untuk meningkatkan efisiensi usus dalam menyerap kalsium membutuhkan waktu yang tidak singkat. Setidaknya, dibutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk meresorpsi kalsium dari tulang dan 1-2 hari untuk absorbsi kalsium dari usus. Oleh karena itu, seringkali sapi post partus kehilangnan banyak kalsium dan tidak mampu berdiri.
Turunnya kadar kalsium dalam plasma, menyebabkan aktivitas neuromuskular sapi menurun dan inervasi saraf terganggu. Sehingga, ketika terjadi hipokalsemia, sapi mengalami gejala tremor pada kaki depan dan terlihat sangat berhati-hati ketika melangkah. Kemudian sapi roboh dan tidak lagi mampu untuk berdiri.
Penyebab Hipokalsemia
Umumnya berhubungan dengan umur, kepekaan ras, ketidakseimbangan ransum, produksi susu tinggi dan stress.
Faktor predisposisi Hipokalsemia
Breed Channel Island, Swedish Red and White, and Jersey cattle, umur, dan pakan.
Komplikasi Hipokalsemia
Distokia, retensi plasenta, displasemen abomasum, dan prolaps uteri.
Pencegahan Hipokalsemia
- Pada periode kering, sapi tidak boleh diberikan pakan kaya kalsium, harus dalam jumlah yang normal. Hal teresebut menyebabkan transfer pasif Ca. Sehingga, pada kondisi yang memerlukan banyak Ca (saat melahirkan), sapi tidak mampu mengkondisikan homeostasis Ca secara cepat dan kemudian terjadi kondisi hipokalsemia yang dapat berlangsung beberapa hari (Constable et al. 2016).
- Menurut Seifi dan Kia (2017), nutrisi lain yang juga berpengaruh terhadap kondisi hipokalsemia adalah posfor. Karena fosfor akan menghambat enzim yg mengaktifakn kalcitriol jagi terhambat.
Post a Comment for "HIPOKALSEMIA pada Sapi Betina"